Jakarta,25 Nopember
2012
IJT#6 Islamic Journalist Training
“Semangat Perubahan
dengan Media Islam”
Alhamdulillah, hari ini hari terakhir ana mengikuti IJT#6
(Islamic Journalist Training) yang diselenggarakan oleh LDK Universitas Negeri
Jakarta.Setelah menerima semua materi yang diberikan oleh pembicara yang
berasal dari berbagai media dakwah Islam, seperti Hidayatullah, Dakwatuna.com,
Firmadani.com, buletin Nuraniku, dan
sederet nama media dakwah lainnya.
Acara yang berlangsung hingga jam 3 sore,selama dua hari
berturut-turut cukup melelahkan karena jarak antara rumah ana dan kampus UNJ
tidak bisa dibilang dekat.Dengan semangat yang menggebu untuk mengetahui
seluk-beluk jurnalistik,ana bertekad mengikuti materi hingga selesai di hari
kedua.
Beragam kalangan dari berbagai daerah jabodetabek turut
meramaikan acara ini, antara lain, pelajar SMP , hingga mahasiswa/i yang berasal dari berbagai
macam kampus.Dengan HTM senilai Rp 20.000,-/pelajar&mahasiswa serta Rp 25.000,-/umum
, peserta nantinya akan diberikan sertifikat yang pastinya akan berguna dimasa
depan kelak.
Banyak sekali ilmu yang ana dapatkan diacara ini, jadi tahu
kalau sebenarnya profesi jurnalis/wartawan itu profesi yang sangat membutuhkan
nyali dan persiapan yang tangguh.Dijelaskan pula bahwa seorang jurnalis tidak
boleh mencampurkan antara opini dan emosi dirinya sendiri ke dalam tulisan yang
akan dijadikan berita.Seorang jurnalis harus menyampaikan kebenaran dalam
sebuah berita,tidak boleh memihak kepada siapa yang dibela.
SubhanAllah,ternyata peran media sangat besar pengaruhnya
dalam kehidupan sebuah negara.Bagaimana sebuah sejarah bisa diputar balikkan
oleh seorang jurnalis, disinilah tantangan profesi jurnalis, apakah ingin kaya
dengan hasil uang suap sebuah berita yang sudah disetting alurnya ataukah ingin
menjadi jurnalis yang “pas-pas” an bahkan ancaman karena sebuah fakta
yang ditulis.
Saat ini masyarakat kita seringkali dibuat resah oleh
pemberitaan media yang identik memojokkan Islam.Fitnah disana-sini, hanya
karena berpenampilan layaknya sunah Rosululloh seseorang kerap dihakimi
sepihak.Disinilah peran media Islami sangat dibutuhkan untuk menjelaskan duduk
perkara yang sebenarnya terjadi.Sungguh bukan rahasia umum lagi bahwa
musuh-musuh Islam siap menyerang dari berbagai penjuru arah,salah satunya lewat
pembentukan mind set yang salah di masyarakat awam.
Melalui media-media informasi hasil karya jurnalis musuh
Islam , dengan mudahnya mereka memberitakan suatu kejadian yang belum terbukti
kebenarannya,sebut saja kasus teroris dan Densus 88.Musuh Islam itu selalu
membuat Head Line yang miring tantang Islam.Menyebut Islam penuh
kekerasan , begini , begitu , bla bla bla . ,
Tentunya kita sebagai generasi muda Islam tak akan mau dien
nya difitnah dan diinjak-injak oleh oknum kafir yang notabene musuh kita semua
,para pemuda Islam.Kita sebagai pemuda Islam harus lebih awas dan sigap
menghadapi badai ke-toghut-an yang dibawa oleh kaum Liberal, Feminis
, dan masih banyak lagi pemahaman-pemahaman lain yang siap menggoncang
aqidah Islamiyah kita.
Ana menangkap beberapa pesan penting lewat IJT#6 ini, bahwa
peran Media Islam sebagai sarana dakwah sangatlah urgent diperlukan umat
Islam saat ini ditengah gempuran fitnah akhir zaman.Dakwah tersebut bisa lebih
mudah disebarkan lewat media informasi yang mendukung kemajuan dan kebangkitan
Islam ,seperti Hidayatullah.com dan tentunya buletin tercinta El-Hikmah.Apalagi
dizaman canggih serba nge-klik ini, dalam hitungan detik dunia sudah
digenggaman tangan.
Tapi, apa benar semua lapisan masyarakat Indonesia sudah
menikmati fasilitas internet? Ternyata masih ada beberapa wilayah di nusantara
yang masih sulit mengakses informasi.Sebut saja beberapa daereh pelosok di
pulau-pulau tertentu ,misalnya Papua, Kalimantan dan beberapa wilayah terpencil
lainnya.Media dakwah Islami Hidayatullah masih menerbitkan majalah untuk
didistribusikan kepada seluruh masyarakat yang berada di wilayah terpencil,
dengan berbagai macam resiko yang harus ditanggung.Pembicara dari Hidayatullah
bercerita bahwa salah satu dari tim ada yang tewas dimakan buaya saat melintasi
sungai ketika berusaha membagi-bagikan majalah dakwah kepada warga
setempat.Masya Allah , begitu beratnya resiko yang diemban demi sebuah
eksistensi syiar Islam!