kursor imut

My Melody Crying

Sabtu, 09 Februari 2013


Kasih Ar-Rahman tak terbatas


bY:
Sheela ash shitzuka


F
ebruari datang lagiii,, para ABG(Anak Baru Gede) yang rata-rata “gaul” di sekitar kita biasa latah sama nuansa pink di hati mereka. Katanya , valentine gitu loh saatnya nge-pink waktunya romantis. Sebenarnya rada basi juga sih, hari gini ngomongin valentine, karena saya yakin pembaca setia El-Hikmah pintar-pintar. Informasi juga sangat mudah diperoleh, jadi kali ini saya bukan membahas sejarah valentine day.
  
Sebagai seorang muslim yang beriman , kasih sayang, sudah pasti tidak perlu kita rayakan hanya satu tahun sekali. Ribuan hadist Rosululloh Muhammad Shollallohu ‘Alaihi WaSallam mencantumkan kasih sayang menyayangi sebagai kewajiban kita sebagai muslim. Man laa yurham laa yarham, barang siapa tidak menyayangi niscaya tidak disayangi.
 
Orang tua, kerabat, guru, sahabat, teman , bahkan orang yang tidak menyukai kita pun harus kita curahkan kasih sayang. Orang tua kita membesarkan kita, mendidik kita dengan sabar setiap hari dengan kasih yang begitu hebatnya, hingga kita bisa menjadi manusia-manusia dewasa yang bisa menghargai kerja keras serta pengorbanan mereka. Bagi yang sudah menikah, tentunya merasakan kasih sayang Allah terasa berlipat ganda karena hadirnya kehangatan cinta melalui pasangan hidup yang menyayangi dan mengasihi dirinya. Bagi yang masih melajang alias belum menikah, tentu mendapatkan kasih sayang sembunyi-sembunyi berupa do’a yang tulus setiap saat dari secret admirer masing-masing, hehehe .

Al-Qur’anul karim memaktub kasih sayang Ar-Rahman dalam kalam-Nya , mari buka surat Ar-Rahman. Fabiayyii aalaaaaa i Robbikumaa tukadzzibaan , Maka nikmat mana lagi yang engkau dustakan? Kalimat ini terus terulang-ulang hingga akhir surat. Ya, karena kasih sayang-Nya lah semua makhluk diberi kenikmatan-kenikmatan yang tiada terkira luar biasanya. Bahkan yang ingkar terhadap kuasa-Nya pun diberi kenikmatan. Allah Subhana Wa Ta’ala Sang Maha Pengasih senantiasa melimpahkan sayangnya kepada semua makhluk tanpa pilih kasih. Yang miskin, yang kaya , sama-sama diberi makan, sama-sama diberi kesempatan beribadah. Yang tua, yang muda , sama-sama diberi kesempatan belajar dan bertaubat.
Terlintaskah dibenak kita, sekering-keringnya padang tandus .

 Atas limpahan kasih-Nya lah si kaktus berduri mampu berdiri kokoh menantang debu pasir . Atas kasih sayang  Allah pula bayi Musa diselamatkan dari pembunuhan oleh Raja Fir’aun. Insan beriman , insan kuffar , semuanya mendapat kenikmatan dari-Nya. Udara , kesehatan, makanan, pakaian, dan masih banyak kenikmatan-kenikmatan yang tak bisa disebutkan satu persatu.
 Hewan sampai tingkat terlemah seperti siput pun tak lepas dari kenikmatan yang diberikan Allah dalam perjalanan hidupnya. Allah sebagai Sang Khalik memberikan kasih sayang-Nya unlimited , tak terbatas. Mengapa kita sebagai makhluk ciptaan-Nya yang lemah , seringkali membatasi rasa syukur disetiap detik-detik kehidupan yang luar biasa nikmat ini ? Sholat kita , do’a kita , dzikir kita , apakah sudah cukup untuk membuktikan sayang kepada Ar-Rahman , Sang Maha Pengasih ?


Setiap hari kita terbangun dengan kasih sayang-Nya menghirup oksigen yang gratis bagi kita yang diberi nikmat sehat. Setiap hari kita merayakan cinta dari-Nya melalui sholat sebagai manifestasi bentuk nyata rasa syukur atas kenikmatan-kenikmatan yang Allah anugerahkan . SubhanAllah, jika setiap hari kita merayakan cinta dari-Nya , apakah yang merayakan cinta hanya satu tahun sekali tidak menyadari pemberian tak terbatas dari Sang Maha Pencipta ?