kursor imut

My Melody Crying

Rabu, 15 Mei 2013

Sayyeda Maryam

Siti Maryam (Wanita Suci Selamanya) Assalamu’alaikum sahabat El-Hikmah, Dalam kesempatan kali ini, saya akan mengangkat seorang tokoh wanita fenomenal pada zamannya. Ya, seorang wanita yang menggemparkan seluruh manusia yang berada disekitarnya. Bahkan hingga kini, sebagian manusia lainnya salah kaprah menyikapi peristiwa “luar biasa” karena wanita ini melahirkan seorang putra tanpa melalui proses perkawinan layaknya wanita pada umumnya. Mendengar namanya saja langsung terbersit pada sosok wanita nan suci serta mulia.Ya, dialah seorang wanita pilihan Allah Azza Wa Jalla ,Maryam binti Imran.Namanya terpatri dalam kitab suci Al-Qur’an , surat Maryam , yang berisi tentang kisah hidupnya yang penuh liku dan kabut kesedihan.Betapa kesucian yang didapatkan seorang Maryam tak lepas dari do’a ibundanya tercinta. Lama tak menimang seorang buah hati pelipur lara, Ibunda Siti Maryam ,tak henti-hentinya bermunajat kepada Allah Subhana Wa Ta’ala agar diberikan seorang bayi sebagai penerus keluarganya. Sang Ibunda terus memohon dan terus memohon tanpa rasa bosan menanti keceriaan seorang anak di dalam keluarganya.Dia berjanji akan merawat dan menjaga dengan kesungguhan pasti serta tidak akan membebankan hal sekecil apapun untuk anaknya kelak seandainya dia lahir.Sang Ibu bernadzar akan menyerahkan anaknya kelak ke Baitul Maqdis untuk beribadah kepada Allah Subhana Wa Ta’ala, tak ada keinginan lain selain itu.Allah Maha Pengasih , tak akan rela melihat hamba-Nya berada dalam kesedihan, akhirnya Sang Ibu mengandung seorang bayi.Lahirlah seorang bayi cantik yang diberi nama Siti Maryam. Siti Maryam terlahir dari rahim seorang ibu yang bernama Hannah binti Faquż dan ayahnya bernama Imran. Nama ayahnya juga menjadi nama surat yang ketiga dalam al-Qur’an yaitu Surat Ali-Imran yang berati keluarga Imran. SubhanAllah sungguh istimewa riwayat hidup keluarga Imran. Sampai-sampai Allah mengabadikan nama-nama mereka dalam Firman-Nya yang suci. Hari-hari Siti Maryam dari anak-anak hingga tumbuh menjadi seorang gadis yang mempesona dihabiskan hanya untuk beribadah kepada Allah Subhana Wa Ta’ala , hal yang telah dijanjikan Ibundanya dahulu.Kedua orang tua Siti Maryam tentu sangat bahagia dengan perilaku putrinya. Sampai dibuatkanlah sebuah tempat khusus untuk Siti Maryam beribadah memuji dan mengagungkan kebesaran Allah Al-Khalik. Seperti hari-hari biasanya , Siti Maryam tengah khusyuk beribadah , tiba-tiba datang seseorang berwujud laki-laki datang menghampirinya seraya berkata, “Tenang , janganlah kau terkejut dengan kedatanganku.Aku adalah malaikat Jibril yang datang membawa kabar gembira untukmu.Kau akan mengandung seorang anak laki-laki yang kelak akan menjadi Nabiyullah.” Mendengar perkataan makhluk yang ternyata malaikat Jibril, sontak Maryam tak bisa menyembunyikan keheranan dirinya, seraya berucap, “Bagaimana mungkin aku akan menggandung,sementara aku belum pernah tersentuh seorang laki-laki dan lagipula aku bukanlah seoarang pezinah!” Jibril menghibur Maryam yang sedang kalut dengan berita yang ia sampaikan, “Sungguh tiada hal yang tidak mungkin selama itu menjadi kehendak Allah.” Begitulah, Jika Allah sudah menentukan sesuatu. Tak ada hal apa pun yang dapat mencegahNya, termasuk kehamilan Siti Maryam yang belum bersuami dan belum pernah mengenal sentuhan laki-laki. Maha Suci Allah, atas kehendakNya pula mengandunglah ia seorang bayi laki-laki yang kemudian diberi nama Isa. Sosok Isa inilah yang kemudian menjadi Nabi dan Rosul utusan Allah subhana wa Ta’ala. Demikian sejarah singkat mengenai tokoh istimewa dalam edisi kali ini. Tak cukup rasanya kita membahas secara singkat riwayat keluarga Imran secara lebih detil. Saya mengucapkan terima kasih kepada para pembaca atas kesediaan waktunya membca artikel ini. Saran dan kritik kepenulisan sangat saya harapkan demi penulisan yang lebih baik di edisi selanjutnya. Wassalamu’alaikum Sumber : Al-Qur’an Qordoba (terjemahan) SHEELA ASH SHIZUKA

Senin, 06 Mei 2013

goresan hati tengah malam

♥♥♥~Teruntuk calon ibu mertuaku~♥♥♥
Duhai ibu, bolehkah aku menyapamu dengan sebutan ibu?
Aku memang wanita yang ingin dijadikan pendamping oleh putramu,
Tapi bu, ini baru terbersit dalam hatinya
Karena, putramu belum berani mengungkapnnya padamu ibu,
Dia sangat takut dengan amarahmu, takut dengan semua penolakanmu,
Aku merasa iba dengan putramu, wahai ibu,
Bu, putramu bukan anak kecil lagi yang selalu engkau anggap tak tahu apa-apa,
Putramu ingin bertaqwa kepada Allah dengan jalan mengikuti sunnah,
Menikah, ya dengan menikah kesempurnaan dien pada putramu akan diperolehnya,
Bu, setidaknya kita sama-sama wanita,
Kita mempunyai suasana hati yang tak jauh berbeda dengan makhluk yang bernama laki-laki,
Bolehkah aku meminta izin kepadamu? Duhai ibu,
Izinkan aku menjadi wanita shalihah sepertimu,
Menjadi seorang istri yang selalu berbakti dan setia,
Menjadi ibu yang penuh ketegaran tuk melindungi anak-anaknya,
Maafkan aku bu, aku tak bermaksud merebut putramu dari pangkuanmu,
Izinkan aku tuk mencium tanganmu, mendapatkan do’a dari lisan indahmu,
Aku memang bukan anak seorang putri kerajaan bu,
Tapi aku janji , aku akan berusaha menjadi ratu yang bijaksana didalam kerajaan kecil putramu,
Malam ini, aku tak bisa pejamkan mataku bu,
aku teringat semua yang ibu ajukan padaku tuk bisa melangkahkan kakiku dirumahmu bu,
ah, aku serahkan semua suratan kehidupanku pada Allah,
 bila aku tak bisa mencium tanganmu , mungkin aku bukan yang terbaik tuk putramu,
atau kah waktu kan memutar cerita indah itu, aku tak tahu bu,
sebuah goresan hati dari perempuan yang mengharap do’a darimu.