kursor imut

My Melody Crying

Rabu, 14 Agustus 2013

non fiksi

Matang di pohon lebih baik
By Sheela Ash Shizuka

 Ini bukan judul tentang buah-buah dan sayuran, tapi ini tentang proses kedewasaan. Kali ini saya akan berbicara tentang arti sebuah dewasa. Menurut sobat El-Hikmah, apa sich dewasa itu? Apakah seseorang pantas disebut dewasa kalau dia sudah bisa mandiri dalam hidupnya? Dalam arti kata dia bisa mencari nafkah untuk hidupnya sehari-hari? Hmm, saya rasa dewasa tidaknya seseorang tentunya tidak dapat di ukur dari segi materi apapun. Dewasa itu lebih tepat ditujukan kepada orang-orang yang mampu dan pandai menempatkan diri dalam segala situasi. Gak lucu dong, kalau ada sahabat kita yang sedang sedih kita tertawa terbahak-bahak didepannya. Seorang teman, bernama Kayla mendadak dijauhi sahabat-sahabatnya karena mereka yang berada disekelilingnya merasa si Kayla udah gak asik lagi. Kayla yang biasanya ceria mendadak jadi pendiam dan pelit kata-kata. Karena rasa penasaran , saya pun mendekati Kayla dan iseng berceletuk kenapa sekarang Kayla seperti bukan Kayla yang dulu, Kayla yang ceria dan pandai melucu? Akhirnya meluncurlah jawaban-jawaban dari mulut Kayla, dia bercerita pada saya bahwa perubahan sikapnya karena dia ingin terlihat lebih dewasa dan berwibawa. Seorang mentornya mengatakan agar Kayla berubah layaknya orang dewasa yang senantiasa bicara seperlunya tidak banyak ngobrol. Nah, Kayla ingin seperti mentornya yang nampak selalu berwibawa didepan teman-temannya. Oalah , ternyta ini toh sebab Kayla dijauhi teman-temannya. Kayla bercerita panjang lebar kepada saya , selama masa-masa usaha merubah perilakunya, kayla kesepian karena dianggap gak asik dan gak gaul lagi sama teman-temannya. Kayla jadi tidak suka kumpul-kumpul untuk sekadar ngobrol bareng teman-temannya. Karena mentornya mengatakan, dewasa itu mengurangi obrolan yang tidak penting. Barangkali diantara sobat el-hikmah pernah mengalami apa yang terjadi pada Kayla? Saat kita ingin menjadi benar-benar dewasa dan tidak ingin dianggap anak kecil yang kadang kebanyakan dianggap remeh? Kita ingin berwibawa seperti kakak kelas kita atau mentor kita yang terlihat begitu pandai menjaga citra diri sehingga nampak sempurna dan tak seorangpun berani mencela. Setiap manusia, setelah remaja pasti akan dewasa, namun dewasa secara fisik belum tentu dewasa pula rohaninya. Sobat, dewasa itu pasti akan datang kepada kita dengan sendirinya seiring proses alami kehidupan yang kita jalani. Tak perlu kita memaksakan diri agar terlihat “matang” didepan orang lain. Apalagi sampai mencoba meniru-niru dan mengikuti gaya kepribadian orang yang kita anggap sebagai idola. Bisa-bisa kita malah terlihat aneh didepan teman-tean kita. Biarlah proses kedewasaan itu hadir dalam ruh kita seiring perjalanan hidup, tanpa perlu dipaksakan. Karena sesuatu yang dipaksakan hasilnya pasti tak sesuai harapan. Maksud hati ingin terlihat dewasa, justru terlihat sombong karena salah bersikap.

1 komentar:

  1. Nice post (y) ... Semoga kedewasaan selalu hadir dalam setiap terma kehidupan kita :)

    BalasHapus