kursor imut

My Melody Crying

Sabtu, 10 November 2012




Written by:Sheela Ash Shitzuka

Senandung Kabut Merah

BAB 1
“Nadiiiiiiiine!” , teriakan mama menggema ke seluruh ruangan rumah sederhana nan luas di ujung Jakarta.
Bummmm! , suara benda jatuh dari kamar Nadine membuat mama menuju tempat sang putri tercinta terlelap.
“Nadiiiine,kamu kenapa? Mama mendengar ada yang jatuh ?”
“Oopss! Haduuuh,” Nadine meringis pelan sambil memijat kakinya yang terasa sakit karena jatuh dari tempat tidur.
“Nadine?kamu gak kenapa-kenapa kan?” terdengar suara mama memanggil-manggil namanya sambil mencoba membuka pintu kamar Nadine.
“Gak apa-apa kok maaa,” Nadine berusaha menenangkan mamanya yang terdengar panik,.
“Tumben kamu jam segini masih di kamar?”
“Iya maa, ini mau buka pintu ,”
Klek! Pintu kamar Nadine terbuka , sang mama langsung meneliti keadaan putri semata wayangnya itu.
“Mamaaa!” Nadine memeluk manja sang mama tersayang .
“Ada apa nak? Mama tadi mendengar ada yang jatuh dari kamarmu?”
“Hiks, mamaaa , barusan Nadine jatuh dari kasuuur, cakit maaa” Dengan gaya manjanya , Nadine menunjukkan kakinya yang sakit.
“Loh-loh kenapa toh ndok?”
“Nadine mimpi naik pesawat mau ke tempat papa, eh pesawatnya jatuh ke hutan.,”
Sang mama hanya bisa tersenyum simpul mendengar ucapan putrinya tersebut, memang selama ini dirinya selalu mengatakan bahwa ayah Nadine sedang bekerja di luar negeri demi mengurus Nadine  dan dirinya.
Ya! Sang Mama tersayanglah yang selama ini bekerja keras seorang diri membesarkan sang buah hati,Nadine Mc Kindley,seorang gadis remaja yang mewarisi kegemaran Sang Ayah,Thomas Mc Kindley,mengutak-atik dapur alias memasak.
“Sudah hampir jam setengah  enam lho, nanti subuhnya kesiangan.”
“Iya mama sayang,Nadine mau sholat dulu ya,” kecupan hangat Nadine mendarat di kening mama.
Mama membalas kecupan putri yang sangat dicintainya itu dengan belaian penuh kasih sayang seorang ibu kepada anaknya.
Di musholla mini dalam rumahnya,Nadine menumpahkan semua keluh kesahnya kepada Sanag Pemilik kehidupan,Allah Subhana Wa Ta’ala.
Rasanya sudah lama sekali Nadine memohon kepada Allah Azza Wa Jalla agar sosok Ayah hadir menemaninya .Namun rupanya Allah masih ingin terus mendengar untaian dzikir dan harapan hambaNya , hingga suatu saat nanti do’a-do’a hambaNya yang sabar  dijabah pada saat yang tidak pernah diduga sebelumnya.
Mata bening Nadine berkaca-kaca merindukan sosok Ayah yang dikaguminya dari cerita-cerita sahabat mamanya,sosok laki-laki pemberani yang bertahan dengan keyakinan Islam ditengah-tengah kaum musyrikin Amerika.Bahwa sang ayah adalah sosok pejuang di negeri tempat kelahirannya.Walau Nadine mengetahui dirinya berbeda di antara teman-temannya ,Nadine tahu dirinya adalah seorang blasteran Indonesia-Amerika ,tapi Nadine tak menaruh simpati sedikitpun pada negara adidaya Amerika Serikat.Nadine  mangetahui kekejaman yang dilakukan oleh Negara Tempat kelahirannya tersebut.Nadine lebih mencintai kampung halaman sang mama , Indonesia tercinta!
Diam-diam mama memperhatikan Nadine yang sedang berdo’a,linangan air mata tak sanggup dibendung wajah cantiknya,batinnya menerawang masa tujuh belas tahun lampau saat di mana energi mudanya membawanya berpetualang hingga ke negeri Paman Sam.Serta saat-saat keindahan hidup membawanya bertemu dengan pria yang memberinya seorang putri yang ia beri nama Nadine Mc Kindley.





Bruukkk! Suara yang cukup keras untuk membangunkan Nadine  dari lamunan indahnya...,

next..., follow my blog biar tau ceritanya..,, mau komen juga boleeeeeehh , :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar