“Nadiiiiiiiine!” , teriakan mama menggema ke seluruh ruangan
rumah sederhana nan luas di ujung Jakarta.
Bummmm! , suara benda jatuh dari kamar Nadine membuat mama
menuju tempat sang putri tercinta terlelap.
“Nadiiiine,kamu kenapa? Mama mendengar ada yang jatuh ?”
“Oopss! Haduuuh,” Nadine meringis pelan sambil memijat
kakinya yang terasa sakit karena jatuh dari tempat tidur.
“Nadine?kamu gak kenapa-kenapa kan?” terdengar suara mama
memanggil-manggil namanya sambil mencoba membuka pintu kamar Nadine.
“Gak apa-apa kok maaa,” Nadine berusaha menenangkan mamanya
yang terdengar panik,.
“Tumben kamu jam segini masih di kamar?”
“Iya maa, ini mau buka pintu ,”
Klek! Pintu kamar Nadine terbuka , sang mama langsung
meneliti keadaan putri semata wayangnya itu.
“Mamaaa!” Nadine memeluk manja sang mama tersayang .
“Ada apa nak? Mama tadi mendengar ada yang jatuh dari
kamarmu?”
“Hiks, mamaaa , barusan Nadine jatuh dari kasuuur, cakit
maaa” Dengan gaya manjanya , Nadine menunjukkan kakinya yang sakit.
“Loh-loh kenapa toh ndok?”
“Nadine mimpi naik pesawat mau ke tempat papa, eh pesawatnya
jatuh ke hutan.,”
Sang mama hanya bisa tersenyum simpul mendengar ucapan
putrinya tersebut, memang selama ini dirinya selalu mengatakan bahwa ayah
Nadine sedang bekerja di luar negeri demi mengurus Nadine dan dirinya.
Ya! Sang Mama tersayanglah yang selama ini bekerja keras
seorang diri membesarkan sang buah hati,Nadine Mc Kindley,seorang gadis remaja
yang mewarisi kegemaran Sang Ayah,Thomas Mc Kindley,mengutak-atik dapur alias
memasak.
“Sudah hampir jam setengah
enam lho, nanti subuhnya kesiangan.”
“Iya mama sayang,Nadine mau sholat dulu ya,” kecupan hangat
Nadine mendarat di kening mama.
Mama membalas kecupan putri yang sangat dicintainya itu
dengan belaian penuh kasih sayang seorang ibu kepada anaknya.
Di musholla mini dalam rumahnya,Nadine menumpahkan semua
keluh kesahnya kepada Sanag Pemilik kehidupan,Allah Subhana Wa Ta’ala.
Rasanya sudah lama sekali Nadine memohon kepada Allah Azza
Wa Jalla agar sosok Ayah hadir menemaninya .Namun rupanya Allah masih ingin
terus mendengar untaian dzikir dan harapan hambaNya , hingga suatu saat nanti
do’a-do’a hambaNya yang sabar dijabah
pada saat yang tidak pernah diduga sebelumnya.
Mata bening Nadine berkaca-kaca merindukan sosok Ayah yang
dikaguminya dari cerita-cerita sahabat mamanya,sosok laki-laki pemberani yang
bertahan dengan keyakinan Islam ditengah-tengah kaum musyrikin Amerika.Bahwa
sang ayah adalah sosok pejuang di negeri tempat kelahirannya.Walau Nadine
mengetahui dirinya berbeda di antara teman-temannya ,Nadine tahu dirinya adalah
seorang blasteran Indonesia-Amerika ,tapi Nadine tak menaruh simpati sedikitpun
pada negara adidaya Amerika Serikat.Nadine
mangetahui kekejaman yang dilakukan oleh Negara Tempat kelahirannya
tersebut.Nadine lebih mencintai kampung halaman sang mama , Indonesia tercinta!
Diam-diam mama memperhatikan Nadine
yang sedang berdo’a,linangan air mata tak sanggup dibendung wajah cantiknya,batinnya
menerawang masa tujuh belas tahun lampau saat di mana energi mudanya membawanya
berpetualang hingga ke negeri Paman Sam.Serta saat-saat keindahan hidup
membawanya bertemu dengan pria yang memberinya seorang putri yang ia beri nama
Nadine Mc Kindley.
Bruukkk! Suara yang cukup keras untuk membangunkan
Nadine dari lamunan indahnya...,
next..., follow my blog biar tau ceritanya..,, mau komen juga boleeeeeehh , :)
next..., follow my blog biar tau ceritanya..,, mau komen juga boleeeeeehh , :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar